Kemudian sobat cari kode Ganti kode dengan kode di bawah ini : si isma: PEMERIKSAAN FISIK BAYI BARU LAHIR

Kamis, 15 September 2011

PEMERIKSAAN FISIK BAYI BARU LAHIR

Pengertian bayi baru lahir
Bayi baru lahir adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling tinggi sebagai hasil konsepsi ovum dan spermatozoon dengan masa gestasi memungkinkan dapat hidup diluar kandungan.
Bayi baru lahir disebut neonatus, dengan tahapan :
 Umur 0-7 hari disebut neonatal dini
 Umur 8-28 hari disebut nonatal lanjut
 Yang disebut perinatal adalah periode umur antara umur 28 minggu dalam kandungan sampai 7 hari sesudah dilahirkan.

Tujuan umum asuhan BBL
1. Untuk mencegah morbilitas dan mortalitas BBL
2. Mencegah adanya kemungkinan timbul kelainan neurologis di kemudian hari.

Pengertian Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik bayi baru lahir adalah pemeriksaan awal yang dilakukan terhadap bayi setelah berada di dunia luar yang bertujuan untuk mengetahui apakah bayi dalam keadaan normal dan memeriksa adanya penyimpangan/kelainan pada fisik, serta ada atau tidaknya refleks primiti. Pemeriksaan fisik dilakukan setelah kondisi bayi stabil, biasanya 6 jam setelah lahir.

Pengkajian Fisik Bayi Baru Lahir
Sebelum melakukan pemeriksaan fisik, perlu dilakukan pengkajian pada bayi baru lahir antara lain:
1. Riwayat meliputi:
- Faktor lingkungan
- Faktor genetic
- Faktor ibu/maternal
- Faktor perinatal
2. Tanda-tanda vital, meliputi frekuensi nafas, frekuensi denyut jantung dan suhu.
3. Keadaan umum, meliputi ukuran tubuh keseluruhan kepala, badan dan ekstremitas, tonus otot dan aktifitas, warna kulit dan bibir, serta tangisan bayi. Sebelum melakukan pemeriksaan, peralatan dan perlengkapan yang perlu dipersiapkan antara lain:
a. Tempat tidur pemeriksaan
b. Stetoscope
c. Termometer
d. Pita pengukur
e. Timbangan bayi
f. Sarung tangan
g. Penunjuk waktu/jam
h. Lampu
i. Sabun
j. Handuk
k. Air mengalir
l. Kapas
m. Bengkok




Faktor medik dan Perinatal dan pengaruhnya terhadap neonatal :
Faktor Implikasi yang mungkin pada Neonatal
1. Faktor medik maternal
Penyakit jantung
Diabetes Hypoksia intra uterin
Usia gestasional besar,trauma, hiperbilirubin
Penyakit ginjal Prematuritas, IUGR
Hipertensi Retardasi pertumbuhan, prematuritas
Penyakit Menular Seks Transmisi perinatal
Penyalah gunaan obat Siindrom penolakan neonatal
Rh/isomunisasi Anemia, jaundice
Riwayat abortus Syndrom genetik
2. Faktor prenatal:
Tidak ada perawatan prenatal Penyalah gunaan obat maternal, kekurangan dukungan sosial
Perdarahan selama kehamilan Kerusakan plasenta, plasenta previa
Ketidak sesuaian ukuran Retardasi pertumbuhan, neonatal besar, trauma.
Hipertensi diinduksi kehamilan Retardasi pertumbuhan, prematuritas
Diabetes gestasional Makrosomi, trauma persalinan
Polihidramnions Masalah ginjal neonatal
Infeksi Sindrom dehidrasi
3. Faktor perinatal:
Proses persalinan preterm/posterm Asfiksia
Proses persalinan diperlama Trauma neonatal
Obat yang digunakan pada persalinan Distress pernafasan neonatal
Distress pada fetal Asfiksia
Temperatur maternal yang meningkat Transmisi infeksi neonatal
Posisi fetus abnormal Trauma neonatal
Cairan terkotori mekonium Pneumonia aspirasi mekonium
Ruptur membran diperlama Transmisi infeksi perinatal
Perdarahan pada persalinan Hipopolemia neonatal, hipoksia
Prolaps tali pusat Asfiksia
Hipertensi maternal Asfiksia
Asidosis fetal Asidosis Neonatal


Prinsip pemeriksaan fisik bayi baru lahir :
1. Gunakan tempat yang hangat dan bersih untuk pemeriksaan. Pintu dan jendela untuk sementara ditutup, ruangan diberi lampu 40 watt dengan jarak 60 cm di atas tempat pemeriksaan.
2. Cuci tangan dengan sabun di air mengalir sebelum dan sesudah pemeriksaan, pasang sarung tangan.
3. Bersikap lembut pada waktu memeriksa bayi.
4. Lihat, dengar dan rasakan tiap-tiap daerah pemeriksaan, dimulai dari kepala dan berlanjut secara sistematik menuju kaki.
5. Jika ditemukan factor risiko atau masalah, carilah bantuan lebih lanjut yang memang diperlukan.
6. Rekam hasil setiap pemeriksaan dan tindakan.

Dalam waktu 24 jam, bila bayi tidak mengalami masalah apa pun, lakukanlah pemeriksaan fisik secara lengkap sebagai berikut:
1. Melihat riwayat persalinan (lamanya?spontan?KPSW?Lain?), Neonatal (mekonium?trauma saat lahir?)
2. Menempatkan bayi pada tempat pemeriksaan dalam posisi terlentang dan pastikan tempat pemeriksaannya kering, bersih dan hangat.
3. Lepaskan pakaian bayi dan nilai keadaan umum bayi, meliputi ukuran keseluruhan Kepala, badan, ekstremitas (proporsional/tidak), adanya tonus otot, tingkat aktivitasnya (gerakannya aktif/tidak), warna kulit dan bibir (merah/biru), tangis bayi (melengking, merintih, normal)
 Area yang dikaji dan prosedur penilaian, Postur : Inspeksi BBL sebelum melakukan pengkajian yang mengganggunya. Temuan normal yang rata-rata ditemukan : puncak kepala (verteks) : lengan, tungkai bawah dalam keadaan flaksi ringan tangan menggenggam. Variasi normal : bokong sempurna (frank breech) : kaki lebih lurus dan kaku, BBL akan memperlihatkan posisi dalam rahim selama beberapa hari. Deviasi dari nilai normal kemungkinan masalah (etiologi) : Hipotoni, postur rileks selagi tidak tidur (prematuritas atau hipoksia di dalam rahim, obat-obatan maternal)
 Area yang dikaji dan prosedur penilaian, lihat lagi catatan ibu tentang presentasi, posisi dan jenis persalinan (pervaginam, operasi) karena bayi baru lahir dengan mudah mengambil posisi sebelum lahir. Temuan normal yang rata-rata ditemukan : BBL tidak suka jika ekstremitasnya diluruskan untuk dikaji atau diukur dan bias menangis jika hal itu dipaksakan, apabila dibiarkan kembali pada posisi melingkar semula, ia akan berhenti menangis, Gunakan spontan normal biasanya tidak sinkron secara bilateral (kaki bengkak seperti gerakan mengayuh sepeda tapi keduanya ekstensi), Variasi normal : Tekanan prenatal pada anggota gerak atau bahu bias menyebabkan ketidaksimetrisan wajah untuk sementara atau menimbulkan tahanan saat ekstremitas ekstensi. Deviasi dari nilai normal kemungkinan masalah (etiologi) : keterbatasan gerak pada setiap ekstremitas.
4. Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital, yaitu pernafasan normalnya 40-60x per menit, laju jantung 120-160serta suhu dengan menggunakan termometer aksila normalnya 36,5-37,2 derajat C.
Bernafas dan menangis spontan, terjadi sekitar 30 detik setelah lahir dengan frekuensi 40-60x/menit, Episode apnea : ≥ 15 detik (bayi premature), Bradipnea : ≤ 25x/menit (narcosis pada ibu akibat analgesic atau anastesik, trauma lahir), Trakipnea : ≥ 60x/menit(sindrom aspirasi, hernia diafragmatika, takipnea, sementara pada BBL) , laju jantung 120-160/menit serta suhu dengan menggunakan termometer aksila normalnya 36,5-37,2 derajat C. Penurunan panas : 200kkal/kg/menit melaui mekanisme kehilangan panas:
 Evaporasi : Kehilangan panas yang terjadi ketika cairan berubah menjadi gas (misalnya : evaporasi dari kulit tubuh). Penguapan yang tidak terlihat desebut juga kehilangan air yang tidak dirasakan (insensible water loss IWL)
 Konveksi : Aliran panas dari permukaan tubuh ke udara yang lebih dingin.
 Radiasi : kehilangan panas dari permukaan tubuh ke permukaan padat lain yang lebih dingin tanpa kontak langsng satu sama lain, tetapi dalam kontak yang relative dekat.
 Konduksi : Kehilangan panas dari permukaan tubuh ke permukaan yang lebih dingin melalui kontak langsung satu sama lain.
Beberapa metode yang umum untuk konservasi panas :
Penghangatan awal (Selimut, topi, pakaian neonatal)
Mengeringkan segera neonatal
Menggantikan kain basah setelah neonatal dikeringkan
Menjaga suhu tetap hangat
Tidan menempatkan neonatal pada tempat tidur basah
Menunda memandikan neonatal
Menempatkan daerah perawatan neonatal jauh dari jendela, dinding luar atau pintu keluar masuk
Menutup kepala neonatal dan membungkusnya dengan baik.
Neonatal dapat menciptakan panas melalui :
1. Menggigil  tidak efisien dan janin secara khas tidak menciptakan panas lewat cara ini.
2. Aktifitas otot fakultatif dapat meciptakan panas tetapi terbatas pada neonatus dengan kekuatan otot yang cukup untuk berada pada posisi yang dilenturkan.
3. Thermogenesis bukan menggigilmengacu pada pemanfaatan lemak coklat untuk produksi panas. Deposit lemak coklat di sekitar tulang belakang bagian atas, tulang selangka, tulang dada, ginjal dan pembuluh darah utama. Jumlah tergantung pada usia kehamilan
Frekuensi jantung berkisar 140x/menit, kemudian turun menjadi 120-160x/menit
5. Melakukan penimbangan kisaran berat badan normal >2500gr, penurunan Berat badan normal 10% atau kurang. BB ≤2500gr (premature,kecil untuk masa kehamilan, sindrom rubelas). BB ≥2500gr (berat lebih besar, diabetes maternal, herediter ; normal pada orang tua ini).
6. melakukan pengukuran panjang bayi, penjang normal 43-55cm, <45 atau >55cm (penyimpangan kromosom, herediter ; normal untuk orang tua ini)
7. Memeriksa bagian kepala bayi meliputi ubun-ubun, sutura, molase, adanya trauma persalinan, penonjolan atau daerah yang mencekung, ukuran lingkar kepala-normal 33-35cm, atau 32-36,8 cm, kepala kecil ≤32cm mikrosefalus (rubella, toksoplasmosis, penyakit inklusi sitomegali), ≥36,8 hidrosefalus ; sutura teregang, lebar lingkar kepala ≥4cm lebih besar dari peningkatan tekanan intra cranial (perdarahan lesi yang memakan tempat). Palpasi sutura, sutura teraba dan tidak menyatu, sutura bias tumpang tindih akibat molase (trauma lahir), sutura lebar (hidrosefalus), penutupan (prematur).
8. Memeriksa telinga dalam hubungannya dengan letak mata dan kepala simetris atau tidak. Tidak simetris/letak rendah Kemungkinan sindrom down, gangguan mental, gangguan ginjal, Tidak ada tulang rawan (prematur), Pendengaran ;berespon terhadap suara dan bunyi lain, keadaan mempengaruhi respon.
9. Memeriksa mata apakah ada tanda-tanda infeksi, seperti pus.
Ukuran, bentuk simetris reflek mengedip, lipatan epikantus jika disertai tanda lain (gangguan kromosom. Sindrom down). Bola mata, ukuran, lensa keruh atau tidak, lesi, sclera ikterik.
10. Memeriksa hidung dan mulut, bibir dan langitan, bibir dan refleks hisap dan refleks Rooting, serta ada tidaknya kelainan congenital seperti labiopalatoskizis
Memeriksa leher bayi, apakah terdapat pembengkakan atau benjolan. Trachea ;posisi kelenjar tiroid, massa. Bebas bergerak dan bebas melakukan ekstensi dan fleksi tidak dapat menggerakan bahu, Tidak mampu mengendalikan kepala(premature, simdrom down)
11. Memeriksa dada, bagaimana bentuknya (simetris/tidak) dan perhatikan juga putting susunya,jumlah. Lingkar dada rata-rata 30-33. ≤ 30 cm premature.
12. Memeriksa bahu, lengan dan tangan, perhatikan gerakannya dan kelengkapan/jumlah jari
13. Memeriksa system syaraf, yaitu berupa refleks-refleks :
a. Reflek moro : Mengejutkan bayi.
b. Refleks hisap : dilihat pada waktu bayi menyusu
c. Refleks genggam : dengan meletakkan jari telunjuk pada palmar, tekanan dengan gentle, normalnya bayi akan menggenggam dengan kuat
d. Refleks Plantar/magnet : tekan permukaan plantar kaki di bawah ibu jari, dalam keadaan normal ibu jari akan fleksi kearah plantar.
e. Refleks Tonik neck : letakkan bayi dalam posisi terlentang, putar kepala ke satu sisi dengan badan ditahan, ekstremitas pada sisi kemana kepala diputar terekstensi, tapi ekstremitas pada sisi lain terefleksi. Pada keadaan normal bayi akan berusaha untuk mengembalikan kepala ketika diputar ke sisi pengujian syaraf asesori.
f. Refleks Muntah : Menunjukkan fungsi neurology glosofaringeal dan syaraf fagus normal.
g. Refleks kedipan : merupakan respon terhadap cahaya terang yang menunjukkan normalnya syaraf optic.
h. Reflek babinski : Pada saat telapak kaki digores semua jari hiperektensi dengan ibu jari dorsifleksi
14. Periksa bagian perut, bagaimana bentuknya, ada penonjolan/tidak pada daerah sekitar tali pusat saat bayi menangis, perdarahan tali pusat, banyaknya pembuluh darah pada tali pusat, apakah lembek saat bayi tidak menangis.
15. Periksa alat kelamin bayi. Perhatikan pada bayi laki-laki testisnya berada pada skrotum apabila tidak masuk (prematur), penis berlubang di ujung. Sedangkan pada bayi perempuan perhatikan vagina berlubang, uretra berlubang, keadaan labia mayora dan minora, labia mayora terpisah jauh dari labia minora menonjol (prematur)
16. Periksa tungkai dan kaki, perhatikan gerakan dan bentuknya normal/tidak, berapa jumlah jari kaki.
17. Periksa punggung dan anus bayi, apakah ada kelainan seperti pembengkakan atau cekungan, spina bifida, keadaan spingter ani, ada anus/tidak
18. Memeriksa kulit bayi, adanya verniks, warna, pembengkakan atau bercak-bercak hitam dan tanda-tanda lahir(tanda mongol)
19. Mengenakan kembali pakaian bayi, perhatikan kemungkinan tanda-tanda hipotermia pada bayi.
20. Mencuci tangan kembali setelah pemeriksaan
21. Menempatkan bayi kembali ke dalam boks atau apabila rawat gabung bayi diberikan pada ibunya.
22. Bereskan peralatan dan catat hasil pemeriksaan.
REFERENSI :
1. Pauline Mc. Sellers. 1993. Midwifery Volume 1. Juta & Co. LTD. South Africa. Hal. 717-739
2. Linda V Walsh. 2003. Midwifery Chapter23. W. B. Saunders. San Fransisco California. Hal. 547-352
3. Fenwick Elizabeth. 1999. 101 Tips terpenting melahirkan. Jakarta. Dian Rakyat Hal. 52 – 57
4. Ruth Johnson & Wendy Taylor. 2000. Skill for Midwifery Practice Bab 8. Churchil Livingstone. London . Hal. 235-241
5. Engel Joyce, 1999, Pengkajian Pediatrik Edisi 2, EGC Jakarta
6. Bobak, L. Jensen, 2005,Buku Ajar Perawatan Maternitas,EGC,Jakarta hal 387-388
7. Soetjiningsih, 2000,Tumbuh kembang anak, Surabaya, Universitas Airlangga, hal 37-53
8. DepKes RI, 1999, Antopometri, Jakarta, hal 1-10
9. Varney’s Midwifery, Ilmu Kebidanan, 2004

Tidak ada komentar:

Posting Komentar