Kemudian sobat cari kode Ganti kode dengan kode di bawah ini :
readmore »»   si isma: 2011-09-04

Selasa, 06 September 2011

Perbedaan Sistem Reproduksi Anak dan Remaja

GINEKOLOGI ANAK DAN REMAJA
Sistem reproduksi pada pasien anak dan remaja berbeda dengan pasien dewasa, sehingga memerlukan teknik dan perlengkapan khusus untuk pemeriksaan. Masalah ginekologis pada anak dan remaja dapat sangat berbeda dibanding wanita dewasa tetapi mungkin tidak kalah serius.

Baik anatomi maupun fisiologi sistem reproduksi akan berubah dari keadaan terstimulasi hormon pada bayi baru lahir menjadi keadaan relatif bebas estrogen pada anak kecil hingga berkembangnya kewanitaan selama masa remaja.

PERTIMBANGAN ANATOMIS DAN FISIOLOGIS
Bayi baru lahir
Sistem reproduksi bayi perempuan yang baru lahir sudah mengalami stimulasi berkepanjangan oleh hormon ibu yang didapat secara transplasenta.

Dengan pemotongan tali pusat, kadar hormon ini akan turun, disertai kembalinya efek hormon ini perlahan – lahan selama bulan – bulan pertama kehidupan. Tunas payudara ditemukan pada sebagian besar bayi perempuan baru lahir dan beberapa akan memproduksi susu jika dipijat.

Pemijatan payudara sebaiknya dihindari untuk mencegah infeksi atau diproduksinya susu yang berkelanjutan. Saat lahir, klitoris tampak menonjol dengan indeks klitoris <0,6cm2 (indeks klitoris = panjang dalam sentimeter x lebar dalam sentimeter).

Labia minora besar dan dapat menonjol melewati bulbus labia mayor. Himen tampak jelas dan berwarna merah, melindungi vagina yang panjangnya rata – rata 4 cm. Dapat terlihat jelas adanya sekret vagina berwarna keputihan yang berupa lendir dan sel – sel yang terkelupas dengan pH asam.

Uterus dapat membesar (panjang 4 cm) disertai eversi (melipat keluar) serviks. Endometrium dapat meluruh dan terjadi perdarahan vagina dalam beberapa hari setelah lahir. Orang tua dapat diyakinkan bahwa perdarahan ini akan berhenti pada usia 10 hari.

Ovarium belum turun dari abdomen dan tidak dapat diraba pada keadaan normal.

Anak kecil (di bawah 7 tahun)
Dengan sedikit stimulasi estrogen, genitalia eksterna sudah berinvolusi (melipat ke dalam) dibanding walau lahir. Labia mayora mendatar, labia minora menipis, demikian juga himen. Klitoris tidak lagi menonjol tetapi indeks klitoris tetap tidak berubah.

Membran mukosa berwarna merah muda dan sedikit lembap. Diameter pembukaan himen sekitar 0,4 cm. Panjang vagina kira – kira 5 cm dan sekresinya mempunyai pH basa. Forniks vagina tidak berkembang sampai pubertas. Oleh karena itu, serviks berada pada posisi yang berlawanan dengan forniks vagina dan sulit dilihat atau dipalpasi.

Bila terlihat, ostium serviks berupa celah kecil. Uterus yang beregresi tidak kembali ke ukuran uterus bayi baru lahir hingga usia 6 tahun. Ovarium mempunyai banyak folikel yang berkurang jumlahnya sampai menarche, ketika jumlah folikelnya tinggal sedikit. Selama waktu ini, ovarium mulai turun ke dalam pelvis minor.

Anak yang lebih besar (7 – 10 tahun)
Dengan kembalinya stimulasi estrogen, mons pubis menebal, labia mayora bertambah besar dan labia minora menjadi lebih membulat. Himen menebal dan pembukaannya membesar hingga 0,7 cm. Mukosa vagina menebal dan vagina memanjang hingga 8 cm.

Korpus uteri membesar terutama karena proliferasi miometrium. Endometrium perlahan – lahan menebal. Ovarium membesar dan turun ke dalam pelvis. Folikel membesar, meski tak satupun yang akan berperan dalam ovulasi, kemudian perlahan – lahan ukurannya mengecil. Tunas payudara mungkin mulai tampak.

Remaja muda (10 – 13 tahun)
Selama fase perkembangan ini, genitalia eksterna terus berkembang mendekati bentuk dewasa. Kelenjar Bartholini mulai menghasilkan lendir segera sebelum menarche. Pembukaan himen menjadi kira – kira 1 cm. Vagina memanjang men¬adi ukuran dewasa (10 – 12 cm) dan sekresi vagina menjadi asam.

Forniks vagina berkembang. Korpus uteri menjadi dua kali panjang serviks. Ovarium turun lebih jauh ke dalam pelvis minor. Perkembangan payudara terus berlanjut, dengan tunas payudara berkembang menjadi “gundukan” kecil.

Ciri seks sekunder lainnya mulai berkembang (rambut pubis dan aksila), tubuh menjadi lebih bulat, dan pertumbuhan remaja yang pesat (growth spurt) dimulai.

Pustaka
Buku Saku Obstetri dan Ginekologi, Oleh Ralph C. Benson & Martin L. Pernoll, EGC.

Penggunaan Uterotonika Yang Benar: Ergonovine, Oxytocin, Pitocin, Dll.

Uterotonika (oxytocic) merupakan obat-obatan yang mengandung ergonovine, ergometrine atau oxytocin. Obat-obatan ini menyebabkan kontraksi rahim dan pembuluh-pembuluh darahnya. Oxytocic merupakan obat yang penting tetapi berbahaya. Jikalau dipergunakan secara salah, obat ini dapat menimbulkan kematian ibu atau bayinya di dalam kandungan. Jikalau dipergunakan secara benar, kadangkala obat ini dapat menyelamatkan kehidupan. Berikut ini adalah petunjuk penggunaan yang benar.

1.Untuk mengatasi perdarahan setelah melahirkan.
Penggunaan dengan tujuan ini adalah yang paling penting. Pada kasus perdarahan hebat setelah URI (placenta) keluar, suntikan satu ampul 0.2 mg ergonovine (atau berikan dua tablet 0.2 mg) atau ergometrine maleat (ergotrate, dan lain-lainnya) setiap jam selama 3 jam atau sampai perdarahan dapat diatasi, teruskan dengan 1 ampul (atau 1 pil) setiap 4 jam selama 24 jam. Jika tidak ada ergonovine atau jika perdarahan hebat dimulai sebelum URI lahir, suntikkan oxytocin (Pitocin).

PENTING; Setiap calon ibu dan bidan harus sudah menyiapkan ampul-ampul ergonovine secukupnya untuk menghadapi perdarahan yang hebat jika terjadi. Akan tetapi, obat-obatan ini hanya boleh dipergunakan dalam keadaan berbahaya.

2. Membantu mencegah perdarahan hebat setelah melahirkan.
Seorang wanita yang pernah menderita perdarahan hebat setelah persalinannya, boleh diberikan 1 ampul (atau 2 pil) ergonovine segera sesudah uri keluar, dan setiap 4 jam selama 24 jam berikutnya.

3. Untuk mengatasi perdarahan pada keguguran. Penggunaan oxytocic dapat menimbulkan bahaya dan hanya seorang petugas kesehatan yang terlatih boleh menggunakannya. Namun, jika ibu mengalami kehilangan darah yang banyak karena perdarahan yang cepat sedangkan pertolongan dokter sukar diperoleh, gunakanlah oxytocic sebagaimana dianjurkan di atas. Oxytocin (Pitocin) mungkin yang terbaik.

PERINGATAN: Penggunaan Ergotrate, Pitocin atau Pituitrin untuk mempercepat persalinan sangat berbahaya baik bagi ibu maupun anak-anaknya. Biasanya oxytocic jarang sekali diperlukan sebelum bayi dilahirkan, dan sebaliknya hanya seorang bidan terlatih yang boleh menggunakannya. Jangan memakai oxytocic sebelum bayi dilahirkan!

Tidak ada obat yang aman untuk memberikan kekuatan kepada ibu atau untuk mempercepat atau mempermudah persalinan. Jika anda ingin agar ibu memiliki kekuatan yang cukup selama persalinan, anjurkan kepadanya untuk makan makanan pelindung dan pembentuk tubuh selama 9 bulan kehamilannya. Juga anjurkan agar ibu lebih jarang melahirkan anak. Sarankan supaya ia tidak hamil lagi sebelum ia mempunyai cukup waktu untuk memperoleh kembali kekuatan sepenuhnya.

Referensi
Ilmu Kebidanan : Patologi dan Fisiologi Persalinan Oleh Harry Oxorn & William R. Forte

Pedoman Bagi Penggunaan Antibiotika Tertentu

1. Sebelum anda menyuntikkan penicillin atau ampicillin, sediakan selalu ampul Adrenalin (epinephrin) untuk mengatasi reaksi alergi jika terjadi.

2. Bagi orang yang alergi terhadap penicillin, gunakanlah antibiotika lainnya seperti erythromycin atau sulfa.

3. Jangan menggunakan tetracyclin atau antibiotika berspektrum luas lain untuk penyakit yang mungkin dapat diatasi dengan penicillin atau antibiotika berspektrum sempit lain.

4. Lazimnya chloramphenicol hanya digunakan untuk penyakit tifus perut. Chloramphenicol merupakan obat yang berbahaya. Jangan sekali-kali menggunakannya untuk penyakit yang ringan. Dan jangan memberikannya kepada bayi yang baru lahir (kecuali, mungkin untuk batuk rejan).

5. Jangan sekali-kali menyuntikkan tetracyclin atau chloramphenicol. Pemberian melalui mulut lebih aman, tidak sakit dan khasiatnya sama atau bahkan lebih baik.

6. Jangan memberikan tetracyclin kepada wanita hamil setelah umur kehamilan empat bulan atau kepada anak-anak yang berusia di bawah 6 tahun.

7. Sebagai pedoman umum, gunakan streptomycin dan obat lain yang mengandung streptomycin hanya untuk mengobati TBC/tuberkulosis -dan selalu digunakan bersama-sama obat anti TBC lainnya. Gabungan streptomycin dengan penicillin dapat digunakan untuk luka yang dalam pada usus, untuk peradangan usus buntu (appendicitis) dan infeksi tertentu lainnya kalau ampicillin tidak tersedia (atau terlalu mahal), tetapi jangan sekali-kali digunakan untuk demam, influenza dan infeksi pernapasan yang umum.

Cara Menyusui yang Benar


Sebaiknya, bayi normal diberi ASI segera sesudah ibu dapat menyusui, misalnya 1-3 jam sesudah melahirkan. Hal ini dilakukan untuk mencegah kekurangan kadar gula darah pada bayi. Kadang, ASI belum keluar, yang keluar adalah kolostrum (tahap permulaan dari ASI, berwarna putih kekuningan).

Kolostrum jangan dibuang dan tetap diberikan pada bayi sebab banyak mengandung zat kekebalan. Diusahakan ASI diberikan sampai umur dua tahun dan minimal empat bulan, tanpa diberikan makanan tambahan. Meneteki bayi segera setelah melahirkan juga membantu mempercepat proses pengecilan rahim secara alami dan mengurangi bahaya perdarahan sesudah melahirkan. Sebaiknya,ASI diberikan sampai bayi kenyang, yang biasanya membutuhkan waktu 5-10 menit. Jika baru menetek beberapa menit dan sudah tertidur, bayi perlu dirangsang untuk melanjutkan mcnyusu. Jika dengan satu sisi payudara bayi belum kenyang, bayi perlu diberi ASI dari payudara yang lain.

Bayi yang belum puas minum biasanya akan minta minum kembali sesudah 2 1/2-3 1/2 jam kemudian. Sebaiknya, satu payudara dihabiskan sampai kosong. ASI yang diberikan atas permintaan bayi, berlaku bagi ibu yang dapat mengasuh bayinya sepanjang hari sehingga ASI dapat diproduksi lebih banyak. Menyusui menurut jadwal tertentu menyebabkan produksi ASI berkurang karena pengosongan payudara juga kurang, tetapi hal ini terpaksa dilakukan oleh ibu yang bekerja.

1.Sanggah payudara kiri ibu dengan keempat jari tangan kanan di bawahnya dan ibu jari di atasnya, tetapi tidak di bagian yang berwarna hitam.
2.Sentuh mulut bayi dengan puting susu, tunggu sampai bayi membuka mulutnya lebar-lebar.
3.Tengadahkan sedikit kepala bayi dan segera masukkan seluruh puting susu serta sebanyak mungkin daerah yang kehitaman ke dalam mulut bayi, sehingga puting susu terletak di antara lidah dan langit-langit mulut bayi. Dekap bayi ke tubuh dengan lengan kiri. Ujung hidung bayi harus menyentuh payudara. Dengan ibu jari, tekan sedikit bagian atas payudara kiri agar bayi dapat bernapas dengan baik.
4. Lepaskan isapan bayi setelah selesai menyusu, tekan dagunya atau pijat hidungnya. Atau masukkan jari kelingking yang bersih ke sudut mulutnya. Setelah itu, sebelum menyusui dengan payudara sebelahnya, serdawakan bayi agar ia tidak muntah (gumoh). Cara menyusui yang tepat harus dilakukan ibu agar pengeluaran ASI tidak terganggu dan bayi dapat menggunakan kemampuan untuk memperoleh kenyamanan pada saat menyusu pada ibunya. Pada saat menyusui, usahakan ibu dalam keadaan tenang dan bebas gangguan psikologis (misalnya, sedih dan keluarga tidak harmonis).

Pustaka
Kehamilan normal Seri asuhan kebidanan Oleh Hj. Saminem, SKM

Gangguan menstruasi

a. Pembagian gangguan menstruasi dapat dijabarkan sebagai berikut.
1) Gangguan dalam jumlah darah
- Hipermenorea (menoragia)
- Darah banyak keluar saat menstruasi.
- Jumlah napkin lebih dari 5 buah/hari.
- Hipomenorea
- Darah kurang dengan siklus normal.
- Jumlah napkin kurang dari 3 buah/hari.

2) Kelainan siklus
- Polimenorea: siklus kurang dari 20 hari.
- Oligomenorea: siklus di atas 35 hari.
- Amenorea: terlambat menstruasi selama tiga bulan berturut-turut.

3) Perdarahan di luar siklus menstruasi metroragia.

4) Gangguan lain yang menyertai menstruasi, yaitu
- premenstrual tension,
- mastodinia,
- mittelschmerz,
- dismenorea,
- vicarious menstruation.
b. Premenstrual tention

Premenstrual tention merupakan keluhan yang menyertai menstruasi dan sering dijumpai pada masa reproduksi aktif. Faktor penyebab:
- Kejiwaan yang labil (premature).
- Gangguan keseimbangan estrogen-progesteron.
Gejala:
- Terdapat kelainan hubungan di lingkungan keluarga dan terlalu peka terhadap perubahan hormonal.
- Dapat terjadi:
- retensi natrium dan air, payudara terasa bengkak dan
saktt;
- berat badan bertambah;
- disertai edema tungkai.
Pengobatan:
- Tanpa pengobatan hilang setelah menstruasi.

- Dapat diberikan obat penenang.
- Mengurangi gejala klinis:
- Diuretik ringan.
- Testosteron sebagai anti estrogen sebanyak 5 mgr selama 7 hari.

c. Mittelschmerz
Mittelschmerz merupakan rasa nyeri yang terjadi saat ovulasi. Namun, hal ini jarang dirasakan oleh wanita.

d. Mastalgia:
- Rasa berat dan bengkak pada payudara menjelang menstruasi.
- Pengaruh estrogen menyebabkan retensio natrium dan air pada payudara.
- Tekanan ujung saraf menimbulkan rasa nyeri.

e. Vicarious menstruasi
Vicarious menstruasi merupakan perdarahan yang terjadi pada organ lainnya yang tidak ada hubungan endometrium.
Pada organ tersebut dapat terjadi perdarahan sesuai dengan siklus menstruasi. Organ tersebut yaitu:
- hidung menimbulkan epistaksis,
- lambung.

f Amenorea
Amenorea merupakan gejala atau keadaan klinis dengan ciri belum mendapatkan mentruasi atau terlambat menstruasi selama tiga bulan berturut-turut.
Amenorea dapat bersifat:
1) Fisiologis:
- Sebelum menarche.
- Karena kehamilan.
- Masa klimakterium, dan seterusnya.
2) Bersifat patologis:
- Primer amenorea.
- Sekunder amenorea.

Pustaka
Kepaniteraan Klinik Obsterri & Ginekologi