Kemudian sobat cari kode Ganti kode dengan kode di bawah ini : si isma: Efek samping kontrasepsi oral

Jumat, 29 Juli 2011

Efek samping kontrasepsi oral

Penggunaan utama estrogen dan progestin ialah untuk kontrasepsi oral. Banyak jenis sediaan di pasaran yang dikemas sedemikian rupa sehingga penggunaannya mudah. Umumnya sediaan ini sangat efektif bila digunakan dengan tepat dan menurut aturan, dan kemungkinan konsepsi sangat kecil. Kehamilan hanya terjadi pada 0,5-1% dengan sediaan kombinasi dan agak lebih tinggi pada sediaan sekuensial.
Bila preparat ini digunakan tidak menurut aturan dan sate atau 2 kali terlupakan, kemungkinan untuk hamil cukup besar. Hal ini terutama terjadi pada sediaan sekuensial dibandingkan dengan sediaan kombinasi. Karena itu, bila ingin menghindari kehamilan, penggunaan sediaan kombinasi adalah lebih baik dibandingkan sediaan sekuensial.

Pada penggunaan sediaan hormon umumnya dapat timbul efek samping fisiologis atau farmakologis, padahal tujuannya hanya sebagai kontrasepsi, bukan karena defisiensi. Karena itu, sebaiknya pilih sediaan yang mengandung jumlah hormon yang lebih sedikit. Sediaan dengan jumlah estrogen lebih besar cenderung menyebabkan lebih banyak withdrawal bleeding, mual, dan mastalgia. Sediaan yang mengandung derivat 19-nortestosteron cenderung mengurangi jumlah perdarahan dan lebih banyak efek anabolik dan androgenik.

Efek Samping
Insiden efek samping pada penggunaan kontrasepsi oral dalah rendah. Perubahan tidak menetap pada metabolisme intermediet dapat terjadi. Namun, efek dalam waktu lama, seperti peningkatan trigliserid plasma atau penurunan tolerans glukosa belum dapat diramalkan. Efek samping yang sering dijumpai ialah efek samping minor dan sering ringan, serta umumnya hanya bersifat sementara. Meskipun tidak selalu perlu untuk menghentikan pengobatan, sepertiga dari semua akseptor yang mengonsumsi pil KB tipe kombinasi atau sekuensial menghentikan penggunaannya. Evaluasi keluhan yang bermakna, atau yang tidak bermakna sulit dilakukan. Pada pemakaian kontrasepsi oral yang sama, dapat timbul bermacam efek samping pada pasien yang berbeda-beda. Hal ini menunjukkan bahwa efek samping hanya disebabkan oleh hormon. Namun, tidak pula berarti bahwa efek samping ini dapat diabaikan. Setiap kasus harus dinilai secara tersendiri.

Efek Samping Ringan
Efek samping ringan dapat berupa:
1. Mual, mastalgia, break through bleeding dan edema yang berhubungan dengan jumlah estrogen dalam sediaan. Efek samping ini biasanya lebih sering pada sediaan sekuensial karena sediaan ini lebih banyak mengandung estrogen. Efek samping ini dapat dikurangi dengan cara beralih ke sediaan yang mengandung estrogen lebih sedikit atau sediaan yang mengandung progestasional dengan efek seperti androgen.

2. Perubahan pada protein serum dan efek lain pada endokrin (lihat atas) harus diperhatikan bila mengevaluasi fungsi tiroid, adrenal, dan hipofisis. Peningkatan hematokrit diduga disebabkan oleh meningkatnya kadar fibrinogen.

3. Perubahan psikologis biasanya bersifat sementara dan tidak bisa diramalkan untuk setiap sediaan. Pada umumnya, pasien-pasien merasa tenang karena mereka terlepas dari kecemasan akan kehamilan. Beberapa pasien merasakan gejala yang dirasakan pada masa pramenstrual, yakni mudah terangsang (iritable) dan depresi sepanjang siklus.

4. Sakit kepala, biasanya ringan dan bersifat sementara. Migrain menjadi lebih buruk, dan pernah dilaporkan adanya peningkatan cerebrovnscular accident (CVA). Bila hal ini terjadi atau bila migrain terjadi selama masa terapi dengan pil KB, penggunaan pil KB harus dihentikan.

5. Libido meningkat atau menurun pada beberapa pasien, tetapi kebanyakan tidak berubah. Perubahan yang sama juga dijumpai pada terapi dengan plasebo.

6. Withdrawal bleeding kadang-kadang tidak terjadi, sering pada preparat kombinasi, yang dapat dikelirukan dengan kehamilan. Bila hal ini terjadi dan mengganggu pasien, dianjurkan untuk mengganti sediaan sekuensial atau mengubah cara KB dengan metode lain.

Efek Samping yang Lebih Mengganggu
Efek samping berikut memerlukan penghentian penggunaan pil KB:
1. Break through bleeding lebih sering terjadi pada sediaan sekuensial. Perdarahan yang hebat kadang-kadang dapat dikurangi dengan mengganti sediaan kombinasi, terutama yang mengandung androgen mirip-progestin.

2. Bertambahnya berat badan, lebih sering terjadi pada sediaan kombinasi mengandung progestin androgen. Hal ini dapat dikontrol dengan beralih ke sediaan sekuensial atau dengan diet.

3. Bertambahnya pigementasi kulit, lebih menonjol pada wanita yang berkulit gelap. Biasanya cenderung meningkat bersamaan dengan waktu. Insidennya 5% pada akilir tahun pertama dan sekitar 40% pada akhir tahun ke-8. Diduga diperhebat oleh adanya defisiensi vitamin B. Pigmentasi biasanya tidak menetap dan hilang setelah penghentian pengobatan, tapi pada beberapa kasus hilangnya pigmentasi sangat lambat.

4. Jerawat, dapat menjadi banyak akibat pemakaian sediaan yang mengandung androgen mirip-progestin, sedangkan sediaan yang mengandung estrogen dalam jumlah besar sering menimbulkan penyembuhan jerawat.

5. Hirsutisme, dapat diperhebat oleh derivat 19-nortestosteron. Oleh karena itu, sediaan ini diganti dengan kombinasi yang mengandung non-androgenik progestin atau sediaan sekuensial.

6. Dilatasi ureter seperti pada masa kehamilan pernah dilaporkan, terapi tidak ada peningkatan infeksi traktus urinarius.

7. Infeksi vagina lebih sering terjadi dan lebih sulit diobati pada wanita yang minum pil KB.

8. Amenore akibat penghentian terapi. Setelah penghentian pil KB, 95% pasien dengan anamnesa menstruasi yang normal akan kembali mengalami menstruasi seperti semula, dan hanya sedikit saja yang menstruasinya akan normal setelah periode beberapa bulan. Namun, beberapa pasien tetap mengalami amenore untuk beberapa tahun. Kebanyakan pasien tersebut mengalami galaktore. Pasien yang biasJnya mengalami menstruasi tidak teratur sebelum makan pil KB, terutama lebih banyak mengalami amenore yang berkepanjangan setelah pil KB-nya dihentikan.

Efek Samping yang Berat
Ikterus-Banyak kasus ikterus dilaporkan pada pasien yang minum pil KB. Dalam hal ini ada pengaruh genetik. Ikterus yang disebabkan oleh pil KB, mirip dengan yang disebabkan oleh steroid yang mengalami substitusi 17 alkil. Hal ini sering dijumpai pada 3 siklus pertama, terutama pada wanita dengan anamnesa ikterus kolestatik dalam masa kehamilannya. Biopsi hepar menunjukkan adanya sumba tan empedu sepanjang kanalikuli dan kadangkadang terdapat nekrosis fokal.

Serum alkalin fosfatase dan SGPT meningkat. Retensi BSP, peningkatan Thymol turbidity dijumpai pada beberapa pasien yang menunjukkan kerusa k- an struktur hati. Ikterus dan gatal-gatal lenyap dalam 1-8 minggu setelah pil KB dihentikan.

Kelainan Vaskular
Kelainan yang paling serius yang dijumpai berhubungan dengan peng-gunaan pil KB ialah tromboflebitis, emboli paru dan serebrovaskular trombosis. Insiden tromboemboli 5-10 kali lipat pada ibu-ibu yang minum pil KB. Penyebab tromboflebitis ini belum diketahui. Ibu-ibu dengan golongan darah 0 mempunyai kemungkinan untuk men-derita efek samping vaskular ini lebih kecil dibandingkan ibu dengan golongan darah A, B, dan AB.

Depresi
Dalam derajat tertentu, depresi dapat terjadi pada 6% ibu dan mungkin memerlukan penghentian penggunaan pil KB.

Peningkatan Tekanan Darah
Beberapa pasien menunjukkan peningkatan tekanan darah selama mendapat pil KB.

Selain efek-efek samping tersebut di atas, efek samping lain yang penyebabnya masih belum jelas juga telah dilaporkan—dalam hal ini termasuk alopesia, eritema multiform, eritema nodosum, dan kelainan kulit lainnya.

Kontraindikasi dan Perhatian
- Kontraindikasi kontrasepsi oral ialah tromboflebitis, fenomena tromboembolik, dan kelainan serebrovaskular ataupun penderita dengan riwayat penyakit ini sebelumnya.
- Kontrasepsi oral sebaiknya tidak diberikan untuk terapi perdarahan per vaginam bila penyebabnya tidak diketahui.
- Kontrasepsi oral jangan diberikan pada penderita yang diketahui men-derita tumor pada mamae atatt neoplasma lain yang bergantung pada estrogen.
- Pasien dengan penyakit hepar, asma, migrain, diabetes, hipertensi, dan gangguan kejang jangan diberi pil KB karena dapat menimbulkan serangan yang lebih hebat. Karena pil KB dapat menyebabkan edema, obat ini sebaiknya jangan diberikan; atau diberikan dengan perhatian khusus pada pasien dengan kelemahan jantung kongestif atau pada penderita dengan edema sebagai keadaan yang berbahaya.
- Estrogen dapat meningkatkan pertumbuhan fibroid. Karena itu, wanita dengan tumor ini harus diberikan estrogen dalam jumlah paling kecil atau dipilih progestin dengan efek androgenik tinggi dan menghindarkan obat sekuensial.
- Pernah dilaporkan bahwa pil KB dapat memperburuk penyakit hepar, asma, eksem, migrain, epilepsi, diabetes, hipertensi dan neuritis optik, atau neuritis retrobulbair yang sudah ada.

Sekarang pil KB merupakan kontraindikasi untuk remaja yang pertumbuhan epifisenya (epiphyseal closure) belum lengkap. Dalam penelitian diketahui bahwa baik estrogen maupun progestin tunggal efektif sebagai kontrasepsi. Klormadinon atau norgestrel diberi per oral dalam dosis kecil. Medroksiprogesteron atau noretisteron enantat diberikan sebagai suntikan tiga bulan sekali atau implantasi subkutan suatu silastic capsule yang mengandung megestrol asetat. Semua obat tersebut dapat mencegah kehamilan. Suntikan pellet sering disertai perdarahan. Estrogen dalam dosis besar diberi untuk beberapa hari segera setelah koitus (48 jam) pada masa ovulasi dapat mencegah kehamilan. Namun, dosis besar ini tidak menyenangkan karena menyebabkan mual dan muntah.

Pustaka
Kumpulan Kuliah Farmakologi Oleh Staf Pengajar Departemen Farmakologi FK UNSRI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar