Kemudian sobat cari kode Ganti kode dengan kode di bawah ini : si isma: Injeksi Kontrasepsi Depo-Provera

Jumat, 29 Juli 2011

Injeksi Kontrasepsi Depo-Provera

A. Definisi: Injeksi ini mengandung larutan medroksiprogesteron asetat (depot medroxyprogesterone acetate [DMPA]).

B. Keefektifan: Kurang dari 1% pasien yang menggunakan Depo-Provera akan tetap hamil selama mereka mendapat injeksi setiap 12 minggu.

C. Keuntungan
1. Tidak mengandung estrogen
2. Memberi perlindungan selama 12 minggu dengan pemberian injeksi IM 150 mg
3. Nyaman digunakan
4. Bersifat reversibel: 66% pengguna Depo-Provera diharapkan dapat hamil kembali 1 tahun setelah injeksi terakhir. Sebesar 93% wanita akan hamil dalam 24 bulan.
5. Dapat digunakan oleh ibu yang sedang menyusui
6. Cenderung tidak menimbulkan peningkatan tekanan darah, kejang berulang, dan migrain
7. Direkomendasikan bagi pasien yang merokok lebih dari 10 batang per hari, terutama yang berusia lebih dari 35 tahun

D. Kerugian
1. Perdarahan yang tidak teratur atau tidak dapat diprediksi
a. Perdarahan biasanya terjadi sebentar, tetapi berlangsung terus-menerus tidak teratur.
b. Amenore dapat terjadi pada 60-80% pengguna selama setahun.
c. Perdarahan berat terjadi pada 0,5% pengguna.
d. Pengalaman pengguna melaporkan pengembalian fertilitas lambat; kurang diminati oleh wanita yang ingin hamil dalam 1-2 tahun.

2. Mengurangi penyimpanan kalsium dan mineral dalam tulang; efek ini bersifat reversibel setelah penghentian injeksi.

3. Efek samping lainnya

a. Peningkatan nafgu makan (dapat meningkatkan berat badan)
b. Sakit kepala
c. Kerontokan rambut sementara
d. Kram perut: Sering terjadi pada 2 minggu pertama injeksi, serta cenderung berkurang sampai injeksi yang berikutnya
e. Kelelahan
f. Penurunan hasrat seksual

4. Tidak ada Jaya perlindungan terhadap IMS

E. Kontraindikasi
1. Kehamilan
2. Alergi terhadap Depo-Provera
3. Penyakit hati terkini
4. Perdarahan uterus yang tidak terdiagnosis

F. Penatalaksanaan
1. Penggunaan
a. Berikan 150 mg DMPA IM setiap 12 minggu.
b. Mulai pengobatan dalam 5 hari saat menstruasi atau 4 minggu setelah pelahiran, jika pasien sedang tidak menyusui. Beni tahu pasien bahwa DMPA tidak efektif selama 24 jam setelah injeksi.
c. Bila pasien sedang amenore, anjurkan is melakukan uji kehamilan sebelum mendapat injeksi berikutnya.
d. Bila pada injeksi berikutnya pasien terlambat selama 6 hari atau lebih (beberapa kebijakan menyarankan sampai batas waktu 14 hari), anjurkan pasien untuk tidak berhubungan seksual (atau gunakan metode perlindungan lainnya) selama 2 minggu. Uji kehamilan yang negatif setelah masa ini akan membolehkan untuk mengulang Depo-Provera.
e. Anjurkan pasien untuk meningkatkan asupan kalsium 1000 sampai 2000 mg per hari. Asupan dari makanan lebih baik, tetapi dua tablet kalsium setiap hari juga sudah mencukupi.
f. Ingatkan pasien bahwa periode pertamanya setelah pemutusan DMPA mungkin lebih ringan, lebih berat, atau lebih lama dari efek sebelumnya. Kram berat, begah, dan flatulens adalah gejala yang umum terjadi.

2. Efek samping
a. Selama perdarahan abnormal dari uterus antarmasa menstruasi langkah berikut ini dapat berguna:
(1) Minum 600-800 mg Motrin (ibuprofen) per oral, 3 kali sehari selama 5-7 hari.
(2) Pertimbangkan pemberian pil KB dosis-rendah selama 1-2 siklus.
(3) Bila perdarahan hanya terjadi pada 2-3 minggu sebelum injeksi berikutnya, berikan injeksi lebih awal.
(4) Banyak pasien yang mendapat pengobatan kejang mengalami perdarahan pada minggu ke-10-11 karena peningkatan klirens DMPA. Anjurkan pemberian DMPA secara rutin setiap 10 minggu pada pasien ini.
b. Untuk kasus amenore pasca-Depo-Provera (6 bulan setelah injeksi terakhir), petunjuk berikut ini dapat membantu:
(1) Sebelum 6 bulan, pastikan pasien bahwa perlu jeda waktu untuk memulainya kembali.
(2) Setelah 6 bulan, pertimbangkan pemberian pil KB setelah yakin bahwa kehamilan tidak terjadi. Bila pasien tidak mengalami withdrawal bleeding setelah siklus kedua, penambahan 1-2 mg estradiol (Estrace) atau estrogen lain pada 3 minggu pertama pemberian pil KB, dapat menyiapkan kondisi endometrium.

Pustaka
Obstetri dan ginekologi Panduan praktis Oleh Geri Morgan & Carole Hamilton
Related Post:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar